Jumat, 29 April 2016



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semakin berkembangnya IPTEK juga berpengaruh terhadap penemuan-penemuan para ahli dan peneliti tentang berbagai jenis makhluk hidup dari makhluk hidup uniseluler sampai yang multiseluler. Makhluk hidup tersebut tidak dikelompokkan dalam satu kingdom melainkan dikelompokkan ke dalam beberapa kingdom sesuai dengan ciri-cirinya masing-masing.
Selain penemuan-penemuan makhluk hidup dan pengelompokkannya itu, juga ditemukan beberapa keuntungan dan kerugian dari makhluk hidup yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit, dan ada makhluk hidup yang tidak menyebabkan penyakit. Beberapa organisme yang menyebabkan penyakit yang merugikan inangnya termasuk ke dalam golongan parasit, dalam parasit terdapat dua jenis bahasan yaitu cacing dan protozoa.
Protozoa merupakan organisme uniseluler atau organisme bersel satu yang mana seluruh fungsi kehidupannya dilakukan oleh satu sel tersebut. Protozoa ada yang hidup secara bebas, komensalisme/mutualisme dan ada pula yang hidup secara parasit. Organisme parasit merupakan organisme yang hidupnya selalu merugikan organisme yang ditempatinya (Sofa, 2008).
Protozoa parasit jaringan merupakan protozoa parasit yang hidup berparasit di dalam jaringan hospesnya. Protozoa parasit ini merupakan penyebab penyakit bagi manusia dan hewan khususnya dan berperan penting dalam dunia kesehatan pada umumnya. Protozoa yang bersifat parasit pada jaringan hospes ini meliputi 2 kelas yaitu kelas Flagellata dan Sporozoa. Pada kelas Flagellata berupa genus Leishmania sedangkan pada kelas Sporozoa berupa genus Toxoplasma. Dari genus Leishmania ini hanya terdapat 3 spesies penting terutama bagi kesehatan dan salah satunya adalah Leishmania Tropica yang merupakan penyebaba penyakit Leishmaniasis kulit atau yang biasa dikenal dengan penyakit Oriental Sore.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Leishmania sp?
2.      Bagaimana morfologi Leishmania sp. ?
3.      Bagaimana siklus hidup Leishmania sp. ?
4.      Bagaimana diagnosaa laboratorium terhadap penyakit yang disebabkan oleh Leishmania sp.?
5.      Bagaimana distribusi Geografis Leishmania sp. ?
6.      Bagaimana usaha pencegahan penyakit yang disebabkan oleh Leishmania sp ?
7.      Bagaimana pengobatan penayakit yang disebabkan oleh Leishmania sp.?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Leishmania sp
2.      Untuk mengetahui morfologi Leishmania sp.
3.      Untuk mengetahui siklus hidup Leishmania sp.
4.      Untuk mengetahui diagnosaa laboratorium terhadap penyakit yang disebabkan oleh Leishmania sp.
5.      Untuk mengetahui distribusi Geografis Leishmania sp.
6.      Untuk mengetahui usaha pencegahan penyakit yang disebabkan oleh Leishmania sp
7.      Untuk mengetahui pengobatan penayakit yang disebabkan oleh Leishmania sp.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Leishmania sp.
Leishmania sp. adalah parasit penyebab penyakit Leishmaniasis yaitu penyakit kulit dan selaput lender . Protozoa ini hidup sebagai parasit obligatif intraseluler pada manusia dan beberapa jenis mamalia. Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini dimulai dengan tumbuhnya papula (bintil)  yang membesar dan pada akhirnya menjadi ulkus puru (luka bernanah) tidak terasa sakit (nyeri). lesi bisa berjumlah satu atau banyak, kadang-kadang nonulcerative dan menyebar. Lesi dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, terkadang dapat bertahan setahun atau lebih. Pada orang tertentu dengan infeksi jenis parasit tertentu (terutama dari belahan bumi bagian barat) penyakit ini dapat menyebar dan menyebabkan lesi pada mukosa (espundia) muncul, walaupun bertahun-tahun setelah ulkus di kulit sebagai penyakit primer telah sembuh. Gejala sisa dapat mengenai jaringan nasopharyngeal, ditandai dengan kerusakan jaringan secara progresif dan seringkali pada jaringan tersebut ditemukan  adanya parasit serta dapat menimbulkan kecacatan. Setelah penyembuhan, ulkus pada kulit dapat kambuh kembali sebagai ulkus, papula, atau nodula yang muncul dekat atau pada ulcus yang sudah sembuh.

B.     Morfologi Leishmania sp.
1.      Parasit bentuk Leishmania yang khas terdapat dalam hospes Vertebrata adalah suatu Protozoa kecil berbentuk lonjong, 2-6 kali 1-3 mikron, tanpa flagel atau membran bergelombang.
2.      Berdekatan dengan ujung posterior terdapat sebuah inti berbentuk vesikel, lonjong, dan berdinding halus, dengan kromatin yang letaknya di bawah membran dan sebuah kariosoma yang terletak di tengah-tengah.
3.      Di sebelah anterior dan miring (tangensial) terhadap inti, ada sebuah kinetoplas berbentuk benang, besarnya berbeda-beda dan terdiri atas benda parabasal, rhizoplas, dan bleraroplas berbentuk titik.
4.      Inti dan kinetoplas mengandung asam desokribonukleik di dalam sitoplasma terdapat mitokondria, vakuola-vakuola merah, butir-butir basofil, dan butir-butir volutin yang mengandung asam ribonukleik di dalam biakan atau di dalam hospes Invertebrata, parasit ditemukan menjadi beberapa bentuk, yaitu sebagai bentuk Leishmania sampai dengan bentuk Leptomonas yang khas.
5.       Yang terakhir ini dilengkapi dengan sebuah flagel anterior yang panjang, halus, dan bentuknya bervariasi dari bentuk piriform sampai bentuk yang menyerupai kumparan panjang dan langsing, ukurannya 14-20 mikron kali 1,5-4 mikron.

C.    Siklus Hidup Leishmania sp.
Leishmania_LifeCycle.gif
Keterangan :
1. Sandfly menggit kulit manusia dan mengenfeksikan fase promastigote   pada protozoa ke dalam minang.
2.  Macrophage akan memphagositosit promastigote
3.  Di dalam Macrohage,promastogote akan berkembang menjadi Amastigote
4.  Amastigote terus memperbanyak diri di dalam sehingga macrophage pecah dan terjadi penyebaran pada macrophage lain.
5.   (Fase pada Sandfly)Sandfly minggigit manusia yang terinfeksi,tahap amastogote di manusia.
6.   Berkembangbiak dan bertambah banyak di usus lalat pasir.
7.   Amastigote kemudian akan berkembang ke tahap selanjutnya yaitu tahap promastigote di dalam midgut.
8.  Dari midgut akan masuk menuju kelenjar ludah sandfly.

              Siklus hidup Leishmania  adalah identik dengan parasit terkait lainya dari jenis yang sama dan meliputi baik sebuah amastigote dan tahap promastigote. Pasir lalat menyuntikkan tahap infektif promastigote. Tahap promastigote dianggap bagian dari tahap infeksi, di mana lalat pasir menginfeksi host dengan parasit melalui makan. amastigote ini merupakan bagian dari jaringan tahap di mana parasit mengubah setelah ditelan oleh makrofag seorang.

D.    Diagnosa Laboratorium
Diagnosa dilakukan dengan ditemukannya protozoa nonmotile secara mikroskopis sebagai bentuk intraseluler (amastigote) dari specimen yang dicat dan diambil  dari lesi atau melalui pembiakan bentuk ekstraseluler motil (promastigote)  pada media yang sesuai. Tes intra dermal (Montenegro) dengan antigen yang berasal dari promastigotes (tidak ada di Amerika Serikat) umumnya memberi hasil positif pada penyakit yang sudah jelas; tidak memberikan hasil yang nyata pada lesi yang sangat dini atau pada penyakit anergis. Tes serologis (IFA atau ELISA) dapat dilakukan tetapi titer antibody biasanya rendah atau tidak dapat terdeteksi sama sekali, sehingga tidak berguna dalam menegakkan diagnosa (kecualia untuk leishmaniasis selaput lender). Identifikasi spesies membutuhkan tes biologis (dibiakkan pada lalat pasir, dibiakkan pada media biakan atau pada hewan), tes imunologis (monoclonal antibodies), tes molekuler (teknik DNA) dan tes criteria biokimiawi (analisis isoenzim).

E.     Distribusi Geografis Leishmania sp.
Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Leishmania sp (leishmaniasis) menyebar di mana-mana (kosmopolit). Penyakit ini tersebar di Pakistan, India dan baru-baru ini ditemukan di Cina, Timur Tengah, termasuk Iran dan Afganistan; Bagian Selatan bekas Uni Soviet, pesisir Mediterania; daerah Sub Sahara padang rumput Afrika dan Sudan, dataran tinggi Etiopia, Kenya, Namibia, bagian Selatan Texas, Meksiko (khususnya Yucatan), seluruh Amerika Tengah, Republik Dominika dan semua Negara Amerika Selatan kecuali Chili dan Uruguay. Bentuk nonulcerative menyerupai keloid telah ditemukan dengan peningkatan frekeuensi kejadian di Amerika Tengah khususnya Honduras yang disebut leishmaniasis kulit atipikal . Terjadi peningkatan insidensi leishmaniasis difusa di Mexico dan Republik Domonika. Di beberapa tempat di belahan bumi bagian timur  penduduk kota termasuk anak-anak mempunyai risiko terancam penyakit ini. Di Belahan Bumi Bagian Barat penyakit ini biasanya terbatas menimpa kelompok pekerja, seperti mereka yang bekerja di hutan, tinggal  di hutan atau dekat hutan, dan pendatang dari Negara nonendemis. Umumnya penyakit ini banyak ditemukan di daerah pedesaan, pedalaman, daripada daerah perkotaan.



F.     Usaha Pencegahan Penyakit yang Disebabkan oleh Leishmania sp.
Upaya pencegahan berbeda dari satu tempat ke tempat lain, tergantung kepada kebiasaan  dari hospes mamalia dan bionomic vector phlebotomine. Begitu kebiasaan hospes  ini diketahui, maka langkah pencegahan yang tepat dapat dilakukan yang meliputi:
1) Lakukan deteksi kasus secara sistematis dan obati penderita yang ditemukan secara dini untuk semua bentuk leishmaniasis dan merupakan salah satu cara penanggulangan terpenting untuk mencegah lesi selaput lender memburuk, di belahan Bumi bagian Barat dan mencegah bentuk “recidivans” di belahan Bumi bagian Timur, pada situasi dimana reservoir penyakit terutama atau hanya manusia.
2) Gunakan insektisida yang mempunyai dampak residual secara rutin. Lalat pasir phlebotomine mempunyai jarak terbang yang relative pendek dan sangat rentan untuk ditanggulangi dengan penyemprotan secara sistematis menggunakan insektisida yang bersifat residual. Penyemprotan harus meliputi bagian dalam dan bagian luar pintu dan lubang angina lainnya jika penularan terjadi di pemukiman. Tempat-tempat lain di Belahan Bumi bagian Timur yang mungkin menjadi tempat berkembangbiaknya lalat pasir seperti dinding/tembok batu, kandang hewan dan tumpukan sampah harus juga disemprot. Menghalangi (menapis) vector dengan menggunakan kelambu dengan 10-12 lubang tiap cm2 atau 25-30 lubang per inci persegi, dengan ukuran lubang tidak lebih dari 0,89 mm atau 0,035 inci. Saat ini sedang dilakukan uji coba kelambu yang direndam dengan insektisida.
3) Bersihkan timbunan sampah dan sarang lain untuk phlebotomines di Belahan Bumi bagian Timur.
4) Musnahkan bintang sejenis tikus dan hancurkan lubang serta sarang mereka dengan cara menggalinya dalam-dalam. Didaerah tertentu perlu dilakukan pengawasan terhadap anjing.
5) Di Belahan Bumi bagian Barat, orang agar menghindari datang ke daerah yang dihuni oleh lalat pasir seperti daerah yang berhutan, terutama pada waktu sore hari. Jika harus dating ke tempat tersebut gunakan pakaian pelindung yang memadai serta gunakan repelan agar terhindar dari gigitan lalat pasir.
6) Lakukan manajemen lingkungan dengan baik dan bersihkan hutan secara berkala.
Kemitraan antara WHO, lembaga – lembaga riset di Wilayah ini dan industri farmasi telah membantu dalam pembuatan alat baru untuk diagnosa dini (‘rk39’) dan (Miltefosine) yang aman dan paromomycin yang dapat diinjeksi. WHO telah memberikan dukungannya untuk membangun komitmen politik yang  menghasilkan penanda tanganan MOU guna meningkatkan kerjasama antara negara – negara endemic dan telah melanjutkan melibatkan pimpinan politik demi kelanjutan komitmen politik. WHO telah mendirikan Kelompok Penasehat Teknis Regional (RTAG) untuk memberikan bimbingan teknis terhadap pemberantasan kala azar. WHO menyiapkan rencana strategis regional dan membantu negara – negara dalam penyusunan rencana tersebut untuk pelaksanaan dan menuangkan rencana tersebut kedalam dokumen – dokumen proyek.

G.    Pengobatan Penayakit yang Disebabkan oleh Leishmania sp.
Pengobatan pada leishmaniasis kulit tergantung pada penyebaran penyakit dan kemungkinan penyebaran menuju selaput lendir. Obat-obatan antimony seringkali digunakan, terutama sekali jika penyebaran menuju selaput lendir terjadi. Obat-obatan lain digunakan termasuk fluconazole atau itraconazole, biasanya digunakan melalui mulut, dan salep paromomycin. Penyebarluasan luka sulit untuk diobati. Operasi rekonstruksi kemungkinan diperlukan jika hidung atau wajah rusak, tetapi operasi harus ditunda 6 sampai 12 bulan setelah pengobatan, ketika resiko kambuh seminimal mungkin. Sebagian besar berupa pentavalent antimonial. Baik sebagai sodium stibogluconate (Pentostam®) yang ada di Amerika Serikat di CDC Atlanta maupun sebagai meglumine animonate (Glucantime®), yang digunakan di Amerika Selatan dan di beberapa tempat lain. Pentamidine digunakan sebagai pengobatan lini kedua untuk leishmaniasis kulit. Imidazoles, ketoconazole dan itraconazole,  mempunyai efekmoderat sebagai antileishmania untuk pengobatan terhadap spesies leishmania tertentu. Amphotericin B (Fungizone®) bermanfaat untuk penyakit leishmaniasis selaput lender di Amerika Selatan bila tidak berekasi terhadap pengobatan antimonal. Sementara untuk penyakit kulit ringan dapat sembuh dengan sendirinya. Infeksi yang terjadi di daerah dimana penyakit leishmaniasis selaput lendir dilaporkan, harus diobati secepatnya.






















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Leishmania sp. adalah parasit penyebab penyakit Leishmaniasis yaitu penyakit kulit dan selaput lender . Protozoa ini hidup sebagai parasit obligatif intraseluler pada manusia dan beberapa jenis mamalia. Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini dimulai dengan tumbuhnya papula (bintil)  yang membesar dan pada akhirnya menjadi ulkus puru (luka bernanah) tidak terasa sakit (nyeri).
            Parasit bentuk Leishmania yang khas terdapat dalam hospes Vertebrata adalah suatu Protozoa kecil berbentuk lonjong, 2-6 kali 1-3 mikron, tanpa flagel atau membran bergelombang.
            Siklus hidup Leishmania  sp adalah identik dengan parasit terkait lainya dari jenis yang sama dan meliputi baik sebuah amastigote dan tahap promastigote. Pasir lalat menyuntikkan tahap infektif promastigote. Tahap promastigote dianggap bagian dari tahap infeksi, di mana lalat pasir menginfeksi host dengan parasit melalui makan. amastigote ini merupakan bagian dari jaringan tahap di mana parasit mengubah setelah ditelan oleh makrofag seorang.
            Penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Leishmania sp (leishmaniasis) menyebar di mana-mana (kosmopolit). Penyakit ini tersebar di Pakistan, India dan baru-baru ini ditemukan di Cina, Timur Tengah, termasuk Iran dan Afganistan; Bagian Selatan bekas Uni Soviet, pesisir Mediterania; daerah Sub Sahara padang rumput Afrika dan Sudan, dataran tinggi Etiopia, Kenya, Namibia, bagian Selatan Texas, Meksiko (khususnya Yucatan), seluruh Amerika Tengah, Republik Dominika dan semua Negara Amerika Selatan kecuali Chili dan Uruguay.
            Pengobatan pada leishmaniasis kulit tergantung pada penyebaran penyakit dan kemungkinan penyebaran menuju selaput lendir. Obat-obatan antimony seringkali digunakan, terutama sekali jika penyebaran menuju selaput lendir terjadi. Obat-obatan lain digunakan termasuk fluconazole atau itraconazole, biasanya digunakan melalui mulut, dan salep paromomycin. Penyebarluasan luka sulit untuk diobati. Operasi rekonstruksi kemungkinan diperlukan jika hidung atau wajah rusak, tetapi operasi harus ditunda 6 sampai 12 bulan setelah pengobatan, ketika resiko kambuh seminimal mungkin.
B.     Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dalam penyusunan makalah ini tentunya masih terdapat kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman dan Dosen sangat kami harapkan.














DAFTAR PUSTAKA
Brown, Harold W. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. Gramedia: Jakarta
Safar, Rosdiana.2010.Parasitologi Kedokteran.Bandung.Yrama Widya.
KS,Warren.1993.Immunology and molecular Biology of Parasitic Infections (third edition).Boston.Blackwell Scientific Publications.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar